Mentan : Buka Akses Ekspor Langsung, NTT Butuh Investor

Informasi Publik - 01 Nov 2021 | 15:21:49 WITA

Diposting Oleh : Muhammad Taufik Kamil


Mentan : Buka Akses Ekspor Langsung, NTT Butuh Investor
pelepasan ekspor dari Pelabuhan Tenau Kupang Oleh Menteri Pertanian dan Gubernur NTT

Rilis Kementan
Sabtu, 14 Desember 2019,     /R-Kementan/12.2019


Mentan : Buka Akses Ekspor Langsung, NTT Butuh Investor

Kupang - Potensi ekspor komoditas pertanian asal NTT, terutama komoditas perkebunan sangat besar. Namun sayang aktivitas ekspor komoditas perkebunan ini tidak ekspor langsung dari NTT, melainkan masih dilakukan melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Hal ini disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), saat melakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian asal NTT di Pelabuhan Tenau, Kupang (14/12). 

"Bukan hal yang mustahil jika kita ingin membuka akses ekspor secara langsung dari NTT, beberapa kendala yang dihadapi saat ini InsyaAllah bisa dicarikan solusinya salah satunya dengan mengundang investor," tutur SYL.

Menurut SYL, ada dua penyebab utama kenapa ekspor komoditas perkebunan NTT melalui Surabaya. Pertama, dikarenakan di Kupang - NTT tidak tersedia perusahan fumigasi. Padahal selama ini, negara tujuan ekspor komoditas pertanian unggulan asal NTT seperti asam, kemiri, mete, biji gowang dan biji kakao mempersyarat fumigasi sebagai persyaratan ekspornya.

Kedua, di Kupang tidak tersedia kontainer khusus jalur internasional, sehingga komoditas ekspor asal NTT harus transit di Surabaya agar dapat berganti kontainer khusus jalur internasional. Sementara jika eksportir mendatangkan kontainer khusus ini, tidak menutup biaya pengirimannya.

Untuk mengatasi kendala tersebut pemerintah daerah beserta dengan instansi terkait dapat melakukan upaya-upaya penyelesaiannya, seperti mencari investor yang mendirikan perusahaan fumigasi di Kupang ataupun dapat mendatangkan kontainer khusus tersebut. 

"Penguatan di sektor investasi dan meningkatkan ekspor merupakan program Presiden Jokowi, jadi harus kita jalankan bersama agar pembangunan pertanian di NTT juga dapat meningkat dengan tajam. Kebijakan ini tentu juga dapat mendongkrak ekspor komoditas pertanian asal NTT tiga kali lipat," tambah SYL.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, menambahkan pihaknya siap membantu mensertifikasi perusahaan fumigasi agar sesuai dengan standar persyaratan SKIM Audit Karantina yang telah diakui internasional.

Berdasarkan data dari sistem automasi perkarantinaan, ada 8 komoditas potensi ekspor asal NTT yang selama ini dikeluarkan melalui Surabaya, yaitu kopra, asam, kemiri, mete, vanili, biji gowang, SBW dan biji kakao. "Sbenarnya tujuan 8 komoditas potensi ekspor ini adalah, China, Bangladesh dan India. Potensi ekspor yang tercatat ditahun 2019 ini mencapai Rp. 6477,78 M naik 21%dibanding tahun 2018 yang hanya mencapai Rp. 534 M," terang Jamil.

Penuhi kebutuhan pangan Timor Leste, Ekspor melalui Wilayah Perbatasan Meningkat

Secara geografis provinsi Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste masih berada dalam pulau yang sama. Penduduknya pun masih memiliki rumpun yang sama. Hal ini merupakan potensi tersendiri bagi komoditas pertanian asal NTT untuk dapat masuk dan menjadi pemasok bahan pangan masyarakat Timor Leste.

"Daripada mereka impor dari negara tetangga lainnya. Pemenuhan kebutuhan pangan dari NTT pasti jauh lebih efisien karena hanya melewati pintu perbatasan saja. Potensi ini yang harus ditangkap para eksportir agar dapat meningkatkan ekspor di wilayah perbatasan ini," jelas Mentan.

Jamil juga menjelaskan bahwa data IQFAST wilayah kerja Karantina Pertanian Kupang mencatat ditahun 2019, kebutuhan pangan masyarakat Timor Leste yang didatangkan dari NTT adalah kedelai, kacang tanah, kacang hijau, jagung, beras mencapai 10 ton. Bawang merah, bombai, bawang putih, buah dan sayuran segar yang mencapai 124 ton. Ditambah lada, ketumbar, pinang, sirih sebanyak 10 ton

Kemudian dari sektor peternakan ada juga pakan ternak, suplemen/obat hewan, DOC, daging olahan dan hewan adat. Sektor non pertanian, kehutanan dan perikanan, seperti mebeul jati, kayu albasiah, rumput laut chips. Total nilai ekspor di wilayah perbatasan ini sepanjang tahun 2019 mencapai Rp. 26,39 M meningkat 29% dibandingkan dengan tahun 2018.

Senada dengan Mentan SYL, Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat menydari potensi ekspor komoditas pertanian NTT sangat besar. Pihaknya akan melakukan trobosan agar komoditas pertanian di wilayah kerjanya tidak hanya dapat di ekspor langsung ke NTT tapi juga dapat ekspor langsung ke mancanegara. 

"Selain mengawal agar program GRATIEKS (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor) tercapai, saya berpesan kepada teman-teman karantina pertanian jangan lengah menjaga pintu-pintu perbatasan. Pastikan tidak ada hama penyakit hewan maupun tumbuhan yang keluar dan masuk ke Indonesia kemudian menyebar dan dapat mengancam merugikan petani kita," pungkas SYL.